Pages

Subscribe:

Like us on Facebook

Text Widget

Find Us On Facebook

Subscribe

.

Video Of Day

Flickr Images

Wednesday, January 13, 2016

Pembantu Ku Nakal Dan Mengoda

Pembantu dan Majikan

Sudah dua tahun dia bekerja dirumahku sebagai house keeper. Segala urusan tetek bengek rumah kuserahkan padanya. Aku hanya perlu mentransfer gaji ke ATMnya tiap bulan, dan segalanya beres, mulai dari memasak, mencuci sampai membayar semua rekening tagihan bulanan.
Sebagai eksekutif muda, aku memang terlalu sibuk untuk lebih memperhatikannya. Sepanjang segalanya beres, tak ada masalah buatku. Namanya Anggun, asal Solo. Aku menemukan dia dari agen pembantu rumah tangga. Sebetulnya aku termasuk beruntung karena Anggun bukanlah type pembantu rumah tangga biasa. Dari apa yang kutahu, dia cerdas, bersih, rajin tetapi sedikit misterius. Usianya dua puluh delapan tahun, sama denganku. Hubunganku dengannya hanya sebatas majikan dan pembantu walaupun pada prakteknya, aku tidak pernah memperlakukannya sebagai pembantu. Dia bagiku adalah teman, meski komunikasi diantara kami sangat minim. Kami tinggal berdua di rumahku, di kawasan Thamrin kota Madiun.
Kisah yang bermakna bagiku ini dimulai ketika aku terserang Typus. Harus dirawat inap selama dua minggu di Rumah Sakit. Sepanjang minggu itu, dia terus menjenguk dan menjagaku karena perawat hanya sesekali memeriksa keadaanku. Aku bisa merasakan betapa perhatiannya dia. Adalah wajar, selaku posisiku sebagai majikan, begitulah aku menilai. Rawat inap itu dilanjutkan dengan istirahat di rumah selama seminggu total. Hingga pada suatu pagi..
“Mas.. saatnya mandi.”
“Mandi? Bukankah aku belum boleh mandi?” tanyaku heran.
“Iya.. tapi mandi yang ini khusus, tubuh Mas dilap dengan handuk yang dibasuh air hangat”, katanya menerangkan.
“Ooo.. baiklah”, sambungku lagi.
“Permisi Mas..”
Dia segera membuka bajuku satu persatu dengan hati-hati. Kerjanya yang cekatan bahkan melebihi perawat kemarin. Sedikit demi sedikit tubuhku mulai bersih. Hingga akhirnya sampai juga di daerah selangkangan. Dia memandangku sejenak.
“Silakan saja”, kataku memutus kebimbangannya.
“Kok masih tidur Mas..”
“Apanya?”
“Itu..” katanya sambil menunjuk batang kemaluanku. Aku agak kaget juga.
“Dia juga ikut-ikutan sakit”, balasku karena tidak tahu apa lagi yang mesti kukatakan.
Dia segera membersihkan daerah keramatku dengan lembut. Aku memperhatikan kerjanya saat itu. Dia sesekali memandangku tanpa rasa sungkan. Pada saatnya tanpa terasa, batang kemaluanku mulai naik karena sentuhan-sentuhan menawan tepat di area senjata pamungkasku itu.
“Jangan nakal dong Mas..”, katanya sambil tersenyum penuh arti kepadaku.
Aku hanya bisa terdiam. Terus terang aku malu juga.
“Saya tidurkan lagi ya Mas..”
“Apanya yang ditidurkan?”
“Punya Mas.. kalau bangun gitu.. saya nggak bisa konsentrasi.”
“Hah? Car.. ann. nya”, kalimatku terpotong karena tiba-tiba dia melempar handuk ke lantai dan mencengkeram batang kemaluanku. Diusap-usapnya lembut. Wajahnya langsung didekatkan ke arah selangkanganku. Tanpa bicara langsung dikulumnya batang itu dengan mantap. “Ohh.. ahhsshh..” Dengan rakus diemutnya kemaluanku, dijilati, dikulum dan dikocok-kocok pakai tangan bergantian. Aku hanya bisa merasakan kenikmatan ini dengan nafas yang mulai sesak karena nafsu. Dia melakukannya dengan sangat indah. Aku tenggelam dalam kenikmatan kilat yang tiada tara, hingga akhirnya..
“Aku mauu.. ke.luarhh.. ashh.”
“Ya udah keluarin aja Mas..”
“Di mulut kamu?”
“He eh..” katanya singkat. Dia mempercepat gerakan kepalanya. Aku merasa enak sekali apalagi di saat spermaku akan memancar keluar. Kupegang kepalanya erat, dan.., “Ahh..” aku berseru hebat tatkala maniku menyembur di dalam mulutnya. Sebagian berceceran di bibirnya karena pancaran mani itu banyak. Batang kemaluanku pun dijilatinya sampai bersih. Dia tersenyum, melihatku babak belur dalam permainan ini. Anggun mengerjaiku dengan cara yang professional. Sungguh dia tidak terkesan murahan.
“Nah, sekarang saya sudah bisa tenang kerjanya, punya Mas udah terlelap lagi..” bisiknya mesra.
Batang kemaluanku memang sudah mengendur karena mengalami ejakulasi. Dia teruskan kerjanya di bagian kaki. Aku hanya bisa terpaku seperti orang bodoh.
“Kamu mengerti betul akan laki-laki.. kamu udah pengalaman ya?” tanyaku setengah begurau ketika kerjanya sudah rampung.
“Pengalaman apa Mas?” tanyanya penasaran.
“Cara kamu tadi sungguh bikin aku hampir mati keenakan.”
“Ah.. saya cuma nonton CD yang saya sewa di pasar.”
“Masa sih? Kamu suka nonton gituan ya?” selidikku.
“Nggak.. lagi bosan aja, habis Mas nggak pernah peduli ama saya.. Saya kan kesepian Mas..”
“Upss..” aku disudutkan langsung, telak sekali.
“Emangnya kamu suka diperhatikan ya?” tanyaku dengan perasaan tidak nyaman.
“Ya.. boleh dibilang begitu, emang salah?”
“Nggak juga sih, kalau begitu aku salah.. lain kali aku pasti lebih memperhatikan kamu”, kataku meyakinkannya, dengan rasa penasaran yang belum hilang.
“Anggun.. kamu udah pernah bercinta belum?” tanyaku tanpa basa-basi lagi.
“Menurut Mas gimana?”
“Mana aku tahu?”
“Bentar Mas..”
Dia segera duduk di dekatku. Roknya disingkap sampai atas hingga yang tampak hanya celana dalamnya yang berwarna hitam.
“Nih, silakan Mas periksa deh, biar yakin gitu”, timpalnya seraya menantang. CD itu langsung dilepaskan sampai terbuka, dengan gaya menantang disibakkannya rambut halus yang mengitari liang kewanitaannya. Terlihatlah lubang kemaluannya yang berwarna merah muda dan segar. Darahku langsung terkesiap.
“Ayo Mas.. diperiksa, kok cuman bengong aja sih?”
Aku tak bisa berkata-kata lagi. Jika aku memeriksa, gimana caranya. Itu kan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Walau demikian, naluri laki-lakiku langsung menyeruak tatkala Anggun mengelus-elus barangnya sendiri. Batang kemaluanku langsung bangkit lagi, kali ini getarannya lebih keras, hingga batang kemaluanku berdenyut hebat.
“Lho, ditanya kok malah punya Mas yang menyahut.. nakal ah.”
Dia segera memakaikan lagi celana dalamnya. Kutangkap tangannya, agar CD itu tidak menutupi liang kewanitaannya.
“Anggun.. aku sudah nggak tahan.. sini dong..”
“Eitss.. ntar dulu Mas, ada syaratnya”, katanya lagi yang membuat kepalaku terasa mau meledak menahan nafsu yang manjadi-jadi.
“Apa.. ayo cepat sebutkan syaratnya”, pintaku terbata-bata. Sungguh aku tak tahan lagi.
“Syaratnya nggak banyak.. Mas hanya harus mencintai aku dulu, baru punyaku yang ini terserah mau Mas apain”, katanya mantap seraya menunjuk liang kewanitaannya. Bagaikan tersambar petir aku mendengar permintaannya itu. Selama hidup aku memang tidak pernah merasa mencintai seorang wanita. Tanpa bermaksud menyombongkan diri, wanita secantik apapun pasti selalu takluk padaku, disebabkan banyak hal. Yang pertama karena aku memang punya tanda fisik yang bagus, menurun dari mamaku yang berdarah Spanyol-Israel dan papaku yang berdarah Batak. Yang kedua, karena sejak kecil, kehidupan ekonomiku memang sangat mapan. Jadi rasanya tidak terlalu berlebihan kalau aku mengatakan demikian.
“Aku nggak akan berbohong padamu, aku tidak mencintai kamu.. setidaknya saat ini.. kenapa harus memakai cinta segala?” tanyaku.
“Kalau begitu, lupakan saja punya saya Mas.. itu bukan untuk Mas..permisi”, katanya segera mengenakan CD-nya dan berlalu. Aku langsung menangkap tangannya, kulihat kesedihan di wajahnya.
“Anggun.. aku.. udah nggak tahann.. ayolahh..”
“Maaf Mas, kalau Mas memaksa, mulai sekarang saya berhenti kerja di sini..”
Aku tak bisa berkata-kata lagi. Dia meninggalkan aku dalam kondisi mengenaskan. Betapa tidak, gairahku dibuatnya terkatung-katung.
Sejak peristiwa itu perasaan bersalahku selalu muncul. Aku tidak melihatnya bekerja sebagaimana biasa. Kucari ke mana-mana, ternyata dia sedang berbaring di kamarnya, pakai selimut.
“Kenapa kamu?” tanyaku.
“Aku sakit Mas.. nggak enak badan”, mimiknya lelah dan pucat.
Kuraba keningnya, memang agak hangat. Entah kenapa, aku jadi begitu kasihan padanya. Aku merasa kalau ada bagian dari diriku yang sakit juga. Ahh.. inikah namanya cinta? Segera kutelepon dokter pribadiku. Anggun diperiksa dan diberi beberapa obat. Sejak Anggun sakit, aku pulang dari kantor lebih cepat. Aku hanya menangani bisnis utama. Pekerjaan lain yang agak ringan kuserahkan pada sekretarisku.
“Mas, Saya mau mandi, udah tiga hari berbaring terus.. kan bau Mas..”
“Lho.. kan kamu belum sembuh benar, dokter bilang seminggu ini kamu harus istirahat.”
“Mandi lap aja Mas, tolong yah Mas”, pintanya kemudian.
Aku bergegas mengambil handuk kecil, membasuhnya dengan air hangat. Perlahan-lahan kubuka bajunya satu persatu. Sekarang dia sudah telanjang bulat. Dalam keadaan sakit pun, dia bahkan kelihatan tetap cantik dan seksi. Luar biasa, pikirku. Kurasakan batang kemaluanku perlahan naik ketika usapan handukku merambah bagian dadanya.
“Ohh.. lamain dikit di situ Mas.. aah..”
“Kenapa?”
“Enak sih”, katanya menggoda.
Aku hanya tersenyum. Kulap dengan perlahan. Puting susunya sejak tadi sangat menggodaku. Karena tak kuat menahan birahi..segera kupagut, kujilati. “Oughh.. Mashh.. kerjaa.. nyahh.. kan belum.. selesai.. Masshh..”
Aku tidak peduli. Aku tahu dia pun menikmatinya. Kuremas-remas payudaranya dan tanganku kemudian beranjak menuju ke selangkangannya. Pahanya langsung dirapatkan. Tanganku terhimpit tepat di liang kewanitaannya.
“Kenapa?”
“Janganh.. nakal Masshh..”
“Aku memang nakal.. terus kenapa?” kataku dan langsung memeluknya. Kulumat bibirnya sampai dia megap-megap, tapi tertawa senang. Kulepas bajuku sendiri, sesekali dibantunya. Kini kami sudah sama-sama telanjang bulat. Kutindih dia dan kujilati bibirnya. Lidahku kumasukkan ke mulutnya sementara tanganku terus mengelus permukaan lubang kemaluannya. “Ssshh.. Mass.. terushh Mas.. ashh..” Ciumanku turun ke dada. Satu persatu jilatanku mendarat di permukaan bukit kembarnya yang merangsang. Putingnya kusedot-sedot sampai berbunyi keras. Dia menggelinjang penuh nafsu. Nafasnya tersengal-sengal. Kuciumi perutnya dan tanganku mengusap-usap pahanya. Anggun semakin terlena. Dia terkulai pasrah. Aku merasa semakin perkasa. Sesampainya di bawah, kubuka pahanya dan kutekuk. Liang senggamanya langsung kuserbu. Liang itu tetap wangi meski dia tidak mandi tiga hari.
“Masshh.. yang itu.. jangghh..” belum sempat dia meneruskan kalimatnya, langsung kujilati dengan ganas. Kumulai dari permukaannya. “Ahhsshh.. shh..” dia menggoyang pinggulnya sampai mulutku timbul tenggelam di lembah surganya. Kumasukkan lidahku agak ke dalam, dia semakin bergetar dan mulai menjerit-jerit. Ouugghh.. Masshh!” dia berteriak lantang sembari menjambak rambutku ketika kusedot klitorisnya dan kukait-kait dengan nakal. Kali ini tanganku bergerilya lagi di susu segarnya. Sepuluh menit kemudian, cairan yang hangat dan bening keluar dari liang kewanitaannya membasahi mulutku. Dia mengerang seperti kesetanan tatkala cairan itu mengalir. Mulutku sampai becek karena aku terus menjilati lubang kemaluannya. Cairan itu makin lama makin membanjiri selangkangannya. Aku sampai tak tahu lagi yang mana air ludahku, yang mana cairannya. Benar-benar basah.
“Masshh.. yang itu milik Masshh.. terserah Masshh.. cepatt Mashh.. Anggun udah nggak kuat.. Masshh.. tolonglah.. ashh..” dia memohon sambil ngos-ngosan.
Aku jadi teringat peristiwa kemarin. Aku bangkit dan pura-pura berlalu meninggalkannya tergeletak.
“Mashh.. mau ke mana? Lebih.. baik bunuh Anggun aja.. Mas.. Mash..” dia berteriak-teriak memanggilku. Aku mendekatinya lagi.
“Dengan satu syarat”, kataku santai, walaupun sebenarnya batang kemaluanku pun sudah tak tahan lagi.
“Apah.. ayo.. Mashh.. jangan siksa Anggun dong.. hhssh..” bicaranya makin tidak karuan menahan getaran dahsyat yang kuhadiahkan. Saat itu dia bicara manja sekali.
“Kamu hanya harus mencintai aku dulu”, kataku lagi seperti yang diucapkannya dulu.
Tiba-tiba dia terkesiap. Dipandanginya aku setengah tak percaya. Dia bangkit dan menghambur ke pelukanku. Dibenamkannya wajah mungilnya ke dadaku.
“Oh.. Mas Brando, dari dulu Anggun udah cinta ama Mas.. Anggun bahagia sekali Mas.. Anggun cinta ama Mas Brando”, dia menyemburkan kalimat panjang itu setengah terharu.
“Aku juga mencintai kamu Anggun.. sungguh”, balasku jujur.
Dipandanginya aku dan langsung duduk di pangkuanku. Bibirku langsung dipagutnya dengan gemas. Yang kurasakan saat itu adalah perpaduan nafsu dan rasa sayang. Aku langsung membayangkan seks indah yang romantis. Sesekali kurasakan juga batang kemaluanku bergesekan dengan perutnya yang mulus. Dia menegakkan tubuhnya. Dadanya yang putih berhadapan dengan wajahku. Langsung kujilati dan kusedot-sedot dengan bergairah. Dia menggeliat liar dan menggoyangkan pinggulnya tak karuan. Gairahku makin meninggi.
“Anggun.. Mas masukin ya sayang..”
“Iyahh.. Mashh.. Anggunh juga udah.. nggak sabaran pingin bercinta ama Masshh..” balasnya.
Dipegangnya batang kemaluanku dan diarahkannya ke lubang yang sangat nikmat itu. “Aoohh.. shh.. Ahh.. Anggun.. ohh..” Digoyangnya terus pantatnya hingga terasa batang kemaluanku bagai dipijat-pijat dan diremas-remas. Nikmat sekali. Dia menggelinjang dan berteriak, sesekali mengerang, kemudian mendesis liar. Dia menari-nari di atas pangkuanku sambil meremas-remas payudaranya sendiri. Kadang-kadang dia juga mengelus dadaku yang dipenuhi bulu-bulu.
“Mass.. berhenti dulu, Anggunhh mau ganti posisi..” Segera dia merangkak membelakangiku. Sambil melirik ke belakang, dia merangkak sambil pantatnya bergoyang aduhai. Liang kewanitaannya yang basah kuyup tampak menggoda. Kususul dia dari belakang, kutusukkan batang kemaluanku. Dia berseru manja, membuat batang kemaluanku makin gatal rasanya. Aku merasa sedap sekali. Saat itu aku tahu Anggun sudah tidak perawan lagi. Namun kuurungkan hingga permainan ini usai.
“Mass.. Anggunnhh mau.. nyampe..” dia terbata ketika orgasme akan didapatnya lagi. Sodokanku kupercepat namun tetap terkontrol.
“Aughh.. ohh.. nikkmat.. Mashh..”
Aku meremas payudaranya lembut ketika orgasme diraihnya.
“Sekarang giliranku, Sayang”, bisikku lembut di telinganya. Dia cuma tersenyum. Dibalikkannya tubuhnya dan memegang batang kemaluanku. Dia langsung mengulumnya penuh gairah. Dijilatinya dan dikocoknya lembut perlahan secara bergantian. “Ohh..” aku semakin merasa orgasme akan segera datang. Kuraih tubuhnya. “Enak.. mana Nggun? Kamu yang nentuin sekarang.. shh..”
“Aku di atas Mas.. Mas telentang aja..”
Akupun telentang, dia duduk di atasku dan mengarahkan batang kemaluanku ke liang kewanitaannya. Digoyangnya sambil terkadang menyambar bibirku tiba-tiba. Kami semakin hanyut. Pantatnya kuremas-remas gemas. Dadanya bergoyang-goyang seirama dengan tarian sensualnya. “Anggun.. aku mau keluar.. tahann.. yahh.. say.. sayang..” aku berseru sambil menyodok liang kewanitaannya sekuat tenaga. Dia memekik. Akhirnya kami terkulai dan terdampar berdampingan. Lumayan untuk pasangan yang baru sembuh. Dipeluknya aku dan diciuminya. Kami berpelukan dengan mesranya. Lama kami terdiam dan tenggelam dalam kebahagiaan. Kukecup bibir dan keningnya. Dia hanya melenguh pelan.
“Aku bukan yang pertama”, desisku.
Anggun bangkit dan memandangku dengan perasaan bersalah.
“Apa Mas kecewa karena Anggun nggak virgin lagi?”
Kupandangi dia lalu tersenyum, kupeluk dengan rasa sayang.
“Bukan itu sayang, aku mencintaimu apa adanya.. hanya saja mungkin sangat nikmat bila menikmati tubuhmu ketika masih utuh”, balasku meyakinkan sambil main mata padanya.
“Lagipula.. aku juga tidak terlalu suci untukmu..” lanjutku lagi.
“Ah, Mas nakal sih”, dicubitnya hidungku. Dia menarik nafas dalam-dalam.
“Anggun memang pertama kali disetubuhi sepupu, dia cinta pertama.. dulu aku sangat memujanya, ternyata dia brengsek..”
“Apa cintamu padanya dulu sebesar cintamu padaku sekarang?” selidikku dengan nada cemburu.
“Aku menyerahkan kehormatanku karena dulu cintaku sangat besar Mas. Sekarang, Mas harus berjuang untuk mendapatkan seluruh cinta Anggun..”
Aku tertegun. Sungguh wanita itu luar biasa.
“Lalu apa yang harus aku lakukan, agar kamu mencintaiku dengan segenap hati dan melebihi si brengsek itu?”
Dia menatapku mesra. Ditindihnya aku.
“Yang pertama, Mas harus memberikan seluruh cinta Mas padaku. Yang kedua, menikahlah dengan Anggun supaya Mas lebih bertanggung jawab dan perhatian sama Anggun.. dan yang ketiga..” Dia langsung mencengkeram batang kemaluanku erat, aku meringis tapi enak, “Ini milik Anggun, ini hanya boleh dimasukkan ke dalam punya Anggun, dan..”
“Dan apalagi?” tanyaku tak sabar.
Dibimbingnya tanganku ke liang kewanitaannya, dan mengelusnya bersama-sama.
“Mulai sekarang, ini seutuhnya untuk Mas Brando..”
“Ahh.. aku mencintaimu Anggun.”
“Anggun juga Mas..”

Dan kami pun saling memagut dengan ganasnya. Beragam duel seru kami nikmati lagi hingga menjelang pagi. Segala gaya yang dia tahu sudah kami praktekkan, demikian juga posisi-posisi yang aku tahu. Sampai kami kelelahan dan tertidur pulas.
Akhirnya, aku hanya bisa mengatakan kepada pembaca sekalian bahwa seks juga bisa membuat kita mengenal pasangan lebih jauh. Ini terdengar kebarat-baratan, tapi itulah kenyataannya. Jangan kita meneruskan kebiasaan munafik kita, supaya tingkat perceraian di Indonesia bisa ditekan semaksimal mungkin. Well, dalam waktu dekat kami akan menikah di Madiun.

Tante Ganas

Namaku Adtya,.,. umurku waktu itu sekitar 19 tahun,.,. aku kini kuliah di OSU,.,. Amerika..; Kebetulan aku kost di salah satu kenalan Oom aku di sana yang bernama tanTE Winda..; Wuih,.,. dia itu orangnya baik benar kepadaku..;


Kebetulan dia seorang istri simpanan bule kaya tapi sudah tua..; Jadilah aku kost di rumahnya yang memang agak sepi,.,. maklumlah di sana jarang memakai pembantu sih..; tanTE Winda ini orangnya menurutku sih seksi sekali..; Buah dadanya besar bulat montok seperti semangka dengan ukuran 36C..; Sedangkan tingginya sekitar 175 cm dengan kaki langsing seperti peragawati..; Sedangkan perutnya rata soalnya dia belum punya anak,.,. yah maklumlah suaminya sudah tua,.,. jadi mungkin sudah loyo..; Umurnya sekitar 33 tahun tapi kulitnya masih mulus dan putih bersih..; Hal ini yang membuatku betah berlama-lama di rumah kalau lagi nggak ada urusan penting,.,. aku malas keluar rumah..; Lagian aku juga bingung mau keluar rumah tapi nggak tahu jalan..;

Dan sehari -harinya aku cuma mengobrol sama tanTE Winda yang seksi ini..; Ternyata dia itu orangnnya supel benar nggak canggung cerita-cerita denganku yang jauh lebih muda..; Dari cerita tanTE Winda bisa aku tebak dia itu orangnya kesepian banget soalnya suaminya jarang pulang,.,. maklum orang sibuk..; Makanya aku berupaya menjadi teman dekatnya untuk sementara suaminya lagi pergi..; Hari demi hari keinginanku untuk bisa mendapatkan tanTE Winda semakin kuat saja,.,. lagi pula si tanTE juga memberi lampu hijau kepadaku..;

Terbukti dia sering memancingmancing gairahku dengan tubuhnya yang seksi itu..; Kadang-kadang kupergok tanTE Winda lagi pas sudah mandi,.,. dia hanya memakai lilitan handuk saja,.,. wah melihat yang begitu jantungku deg – degan rasanya,.,. kepingin segera membuka handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu..; Kadang- kadang juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang..; Malah waktu itu aku sempat mengintip dia lagi mandi sambil masturbasi..; Wah pokoknya dia tahu benar cara mancing gairahku..;

Sampai pada hari itu tepatnya hari Jumat malam,.,. waktu itu turun hujan gerimis,.,. jadi aku malas keluar rumah,.,. aku di kamar lagi main internet,.,. melihat gambar-gambar porno dari situs internet,.,. terus tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang sambil melihat gambar perempuan bugil..; Kemudian kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali sekitar 15 cm,.,. habis aku sudah terangsang banget sih..; Tanpa kusadari tahu-tahu tanTE Winda masuk menyelonong saja tanpa mengetuk pintu,.,. saking kagetnya aku nggak sempat menutup batang kemaluanku yang sedang tegang itu..; tanTE Winda sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang,.,. langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis..;

“Hayyoo lagi ngapain kamu De!?!!”
“Aah,.,. nggak tanTE lagi main komputer”,.,. jawabku sekenanya..;

Tapi tanTE Winda sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku..;

“Ada apa sih tanTE!?!!” tanyaku..;
“Aah nggak,.,. tanTE cuma pengen ajak kamu temenin tanTE nonton di ruang depan..;”
“Ohh ya sudah,.,. nanti saya nyusul yah Tan”,.,. jawabku..;
“Tapi jangan lama-lama yah”,.,. kata tanTE Winda lagi..;

Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku,.,. lalu aku beranjak keluar kamar tidur dan menemani tanTE Winda nonton film semi porno yang banyak mengumbar Dodegan-Dodegan syuuurr..;

Melihat film itu langsung saja aku jadi salah tingkah,.,. soalnya batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi nggak karuan..; Malah malam itu tanTE Winda memakai baju yang seksi sekali,.,. dia memakai baju yang ketat dan gilanya dia nggak pakai bra,.,. soalnya aku bisa lihat puting susunya yang agak muncung ke depan..; Karuan saja,.,. gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu,.,. tapi yah apa boleh buat aku nggak bisa apa-apa..; Sedangkan batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku mencoba bergerak-gerak sedikit guna membetulkan letaknya yang miring..; Melihat gerakan-gerakan itu tanTE Winda langsung menyadari sambil tersenyum ke arahku..;

“Lagi ngapain sih kamu De!?!!”
“Ah nggak tanTE..;..;”

Sementara itu tanTE Winda mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat dalam sofa panjang itu..;

“Kamu terangsang yah De,.,. lihat film ini!?!!”
“Ah nggak tanTE biasa aja”,.,. jawabku mencoba mengendalikan diri..;

Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku,.,. ingin rasanya kuhisap -hisap sambil kugigit putingnya yang keras..; Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja,.,. tanTE Winda pun rupanya juga sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu..;

“Menurut kamu tanTE seksi nggak De!?!!” tanyanya..;
“Wah seksi sekali tanTE”,.,. kataku..;
“Seksi mana sama yang di film itu!?!!” tanyanya lagi sambil membusungkan buah dadanya sehingga terlihat semakin membesar..;
“Wah seksi tanTE dong,.,. abis tanTE bodynya bagus sih..;” kataku..;
“Ah masa sih!?!!” tanyanya..;
“Iya bener tanTE,.,. sumpah…” kataku..;

Jarak duduk kita semakin rapat karena tanTE Winda terus mendekatkan dirinya padaku,.,. lalu dia bertanya lagi kepadaku,.,.

“Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama tanTE!?!!”
“Mmaaauu tanTE…” Ah seperti dapat durian runtuh kesempatan ini tidak aku sia-siakan,.,. langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada tanTE Winda..;
“Wahhhh barang kamu gede juga ya De…” katanya..;
“Ah tanTE bisa aja deh… tanTE kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih..;..; sampe saya gemes deh ngeliatnya…” kataku..;
“Ah nakal kamu yah De”,.,. jawab tanTE Winda sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku,.,. lalu aku mencoba untuk tenang sambil memegang tangannya..;
“Waah jangan dipegangin terus tanTE,.,. nanti bisa tambah gede loh”,.,. kataku..;
“Ah yang bener nih!?!!” tanyanya..;
“Iya tanTE..;..; ehhh,.,. eehhh saya boleh pegang itu tanTE nggak!?!!” kataku..;
“Pegang apa!?!!” tanyanya..;
“Pegang itu tuh..;..;” kataku sambil menunujukkan ke arah buah dada tanTE yang besar itu..;
“Ah boleh aja kalo kamu mau..;”

Wah kesempatan besar nih,.,. tapi aku agak sedikit takut pegang buah dadanya,.,. takut dia marah tapi tangan si tanTE sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus buah dadanya..;

“Ahhh..;..; arghhh enak De..;..; kamu nakal yah”,.,. kata tanTE sembari tersenyum manis ke arahku,.,. spontan saja kulepas tanganku..;
“Loh kok dilepas sih De!?!!”
“Ah,.,. takut tanTE marah”,.,. kataku..;
“Ooohh nggak sayang… kemari deh..;”

Tanganku digenggam tanTE Winda,.,. kemudian diletakkan kembali di buah dadanya sehingga aku pun semakin berani meremas -remas buah dadanya..; “Aaarrhh… sshh”,.,. rintihan tanTE semakin membuatku penasaran,.,. lalu aku pun mencoba mencium tanTE Winda,.,. sungguh diluar dugaanku,.,. tanTE Winda menyambut ciumanku dengan beringas,.,. kami pun lalu berciuman dengan mesra sekali sambil tanganku bergerilya di buah dadanya yang sekal sekali itu..; “Ahhh kamu memang hebat De..;..; terusin sayang..;..; malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama tanTE yah..;..; ahhh..;..; arhhh..;”

“tanTE,.,. saya boleh buka baju tanTE nggak!?!!” tanyaku..;
“Oohhhh silakan sayang”,.,. lalu dengan cepat kubuka bajunya sehingga buah dadanya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku,.,. langsung saja aku menjilat-jilat buah dadanya yang memang aku kagumi itu..; “Aahhh… arghhh…” lagi-lagi tanTE mengerangerang keenakan..; “Teruss..;..; terusss sayang… ahhh enak sekali…” lama aku menjilati buah dada tanTE Winda,.,. hal ini berlangsung sekitar 10 menitan sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya..;

Lalu sekilas kulihat tangan tanTE Winda sedang mengelus-elus bagian klitorisnya sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk kupelororti..; “Aahhh buka saja sayang… jangan malu-malu… ahhhh…” nafas tanTE Winda terengah -engah menahan nafsu,.,. seperti kesetanan aku langsung membuka celananya dan kuciumi CD-nya..; Waah,.,. dia lagsung saja menggelinjang keenakan,.,. lalu kupelorotkan celana dalamnya sehingga sekarang tanTE Winda sudah bugil total..; Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu yang ditata rapi sehingga kelihatan seperti lembah yang penuh dengan rambut..;

Lalu dengan pelan -pelan kumasukan jari tengahku untuk menerobos lubang kemaluannya yang sudah basah itu..; “Aahrrrh… sshh… enak De..;..; enak sekali”,.,. jeritnya..; Lalu kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin mengkilap itu,.,. lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluan tanTE dengan lidahku turun naik sepeti mengecat saja..; tanTE Winda semakin kelabakan,.,. dia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil memeras buah dadanya sendiri..; “Aahhh… sshhh come on baby..;..; give me more,.,. give me more… ohhhh”,.,. dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan dengan jari tanganku kucoblos lubang kemaluannya yang semakin lama semakin basah..;

Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya dia mau orgasme..; Lalu kupercepat tusukan-tusukan jariku sehingga dia merasa keenakan sekali lalu seketika dia menjerit,.,. “Oohh aaahh… tanTE sudah keluar sayang… ahhh”,.,. sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan untuk mencari lidahku yang masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan orgasmenya kujilati sampai habis..; Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali,.,. lalu dia menarik tubuhku ke atas sofa..;

“Wah ternyata kamu memang hebat sekali,.,. tanTE sudah lama tidak sepuas ini loh…” sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya berlepotan ke bibir tanTE Winda..;

Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang di eluselus oleh tanTE Winda dan aku pun masih memilin-milin puting tanTE yang sudah semakin keras itu..;

“Aahh..;..;” desahnya sambil terus mencumbu bibirku..;
“Sekarang giliran tanTE sayang… tanTE akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh tanTE ini..;

Tangan tanTE Winda segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnya batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit,.,. tapi kudiamkan saja habis enak juga diremas-remas oleh tangan tanTE Winda..; Lalu aku juga nggak mau kalah,.,. tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu..; Terus terang aku paling suka dengan buah dada tanTE Winda karena bentuknya yang indah sekali,.,. juga besar berisi alias montok..;

“Aahhh… shhh,.,.”,.,. rupanya tanTE Winda mulai terangsang kembali ketika tanganku mulai meremas-remas buah dadanya dengan sesekali kujilati dengan lidah pentilnya yang sudah tegang itu,.,. seakanakan seperti orang kelaparan kuemut-emut terus puting susunya sehingga tanTE Winda menjadi semakin blingsatan..;
“Ahh kamu suka sekali sama dada tanTE yah De!?!!”
“Iya tanTE,.,. abis tetek tanTE bentuknya sangat merangsang sih,.,. terus besar tapi masih tetep kencang…”
“Aahhh kamu emang pandai muji orang De..;..;”

Sementara itu tangannya masih terus membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna kemerahan tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus..; Lalu tanTE Winda mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai pada akhirnya tanTE Winda jongkok di bawah sofa dengan kepala mendekati batang kemaluanku..; “Wahh batang kemaluanmu besar sekali De… nggak disangka kamu nggak kalah besarnya sama punya orang bule”,.,. tanTE Winda memuji-muji batang kemaluanku..;

Cerita sex ~ Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan lidahnya..; Uaah,.,. tak kuasa aku menahan erangan merasakan nikmatnya service yang diberikan tanTE Winda malam itu..; Lalu dia mulai membuka mulutnya lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya..; aku pun nggak mau kalah,.,. sambil mengelus-elus rambutnya sesekali kuremas dengan kencang buah dadanya yang montok sehingga tanTE Winda bergelinjang menahan kenikmatan..;

Selang beberapa menit setelah tanTE melakukan hisapannya,.,. aku mulai merasakan desiran -desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat tanTE Winda kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas karpet..; Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di depanku..;

“Ahh De ayolah masukin batang kemaluan kamu ke tanTE yah..;..; tanTE udah nggak sabar mau ngerasain memek tanTE disodok-sodok sama batangan kamu yang besar itu..;”
“Iiiya tanTE”,.,. kataku..;

Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke arah lubang kemaluan tanTE Winda tapi aku nggak langsung memasukkannya tapi aku gesek-gesekan ke bibir kemaluan tanTE Winda sehingga tanTE Winda lagi-lagi menjerit keenakan,.,.

“Aahhh..;..; yes..;..; yes..;..; oh good..;..; ayolah sayang jangan tanggung-tanggung masukinnya…” lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku..; Uh,.,. agak sempit rupanya lubang kemaluan tanTE Winda ini sehingga agak susah memasukkan batang kemaluanku yang sudah besar sekali itu..;
“Aahh..;..; shhh..;..; aoh..;..; oohhh pelan-pelan sayang..;..; terusterus… ahhh”,.,. aku mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan tanTE Winda sehingga tanTE Winda merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya..;

Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat tanTE Winda juga ikut-ikutan bergoyang-goyang..;

“Aahhh argghhh..;..; rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat tanTE Winda menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan ayam..;
“Uuaahhh..;..;” sementara itu aku terus menjilati puting susu tanTE Winda dan menjilati lehernya yang dibasahi keringatnya..;

Sementara itu tangan tanTE Winda mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi..;

“Ooohh shhh sayang… enak sekali ooohhh yess… ooohh good… ooh yes…” mendenganr rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan ini,.,.
“Aahh… cepat sayang tanTE mau keluar ahh”,.,. tubuh tanTE Winda kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik rupayanya dia kembali orgasme,.,. bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang lagi merojokrojok lubang kemaluan tanTE Winda..;

“Aahh… shhsss..;..; yess”,.,. lalu tubuhnya kembali agak tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya..;
“Wahh kamu memang bener-bener hebat De… tanTE sampe keok dua kali sedangkan kamu masih tegar..;”
“Iiya tanTE… bentar lagi juga Dode keluar nih…” sambil terus aku menyodok-sodok lubang kemaluan tanTE Winda yang sempit dan berdenyut-denyut itu..;
“Ahh enak sekali tanTE..;..; ahhh…”
“Terusin sayang..;..; terus… ahhh..;..; shhh”,.,. erangan tanTE Winda membuatku semakin kuat merojok – rojok batang kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya..;
“Aauwh pelan-pelan sayang ahhh..;..; yes..;..; ahh good..;”
“Aduh tanTE,.,. bentar lagi keluar nih…” kataku..;
“Aahh Dode sayang… keluarin di dalam aja yah sayang..;..; ahhh..;..; tanTE mau ngerasin..;..; ahhh… shhh mau rasain siraman hangat peju kamu sayang…”
“Iiiyyaa… tanTE..;..;” lalu aku mengangkat kaki kanan tanTE sehingga posisi liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku yang sedang keluar masuk lobang kemaluannya..;
“Aahhh… ohhh ahhh..;..; ssshhh..;..; tanTE Dode mau keluar nih..;..; ahhh”,.,. lalu aku memeluk tanTE Winda sambil meremas-meremas buah dadanya..;

Sementara itu,.,. tanTE Winda memelukku kuat-kuat sambil mengoyang-goyangkan pantatnya..;

“Ah tanTE juga mau keluar lagi ahhh… shhh…” lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat..;
“Seeerr..;..; serr… crot..;..; crot…”
“Aahhh enak sekali tanTE… ahhh harder..;..; harder… ahhh tanTE…” Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh tanTE Winda untuk menuntaskan semprotan maniku itu..;

Lalu tanTE Winda membelai-belai rambutku..;

“Ah kamu ternyata seorang jagoan De…” Setelah itu ia mencabut batang kemaluanku yang masih agak tegang dari lubang kemaluannya kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya..; Ah,.,. ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap tanTE Winda.